LAPORAN PENDAHULUAN RONDE KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
RONDE KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
Deni Herdyana, S.Kep
4012180003
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
RONDE KEPERAWATAN
A. Pengertian Ronde Keperawatan (Nursing Rounds)
Ronde
keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
ruangan, perawat associate yang perlu juga seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009).
Ronde
keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan
dilakukan oleh pengajar atau siswa perawat dengan anggota sifatnya atau
siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan
untuk setiap pasien (Clement, 2011).
B. Karakteristik Ronde Keperawatan
1. Pasien dilibatkan secara langsung.
2. Pasien merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat associate, perawat primer, dan konselor melakukan diskusi bersama.
4. Konselor menfasilitasi kereativitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
C. Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bisa dibagi menjadi 2 yaitu : tujuan bagi perawat dan bagi pasien.
Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010) adalah
1. Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.
2. Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format stud kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis.
5. Membangun
kerjasama dan rasa hormat, serta (6) meningkatkan retensi perawat
berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.
Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah
1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staf
3. Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada pasien
8. Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb.
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
Sedangkan menurut Nursalam (2009) tujuan ronde keperawatan dibagi menjadi:
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis (Problem-Based Learning PBL)
b. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien.
c. Meningkatkan pola pikir sistematis
d. Meningkatkan validitas data klien
e. Menilai kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
f. Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi, menilai hasil kerja, dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan (renpra)
D. Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2009) pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keprawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakuakn tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
E. Manfaat Ronde Keperawatan
Ronde
keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada
perawat. Clement, (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah
membantu mengembangkan keterampilan
keperawatan, selain itu juga menurut Wolak (2008) dengan adanya ronde
keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan
hanya keterampilandan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga
peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolek et al
(2008) peningkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan
keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh
dan berkembang secara profesional.
Melalui
ronde keperawatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah
diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde
keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat
atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal itu juga
dtegaskan oleh O’Connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan
parameter penilaian atau teknik intervensi.
Ronde
keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan siswa perawat.
Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana
untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak
et al, 2008). Sedangkan bagi siswa perawat dengan ronde keperawatan
akan mendapatkan pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).
Manfaat
ronde keperawatan yang lain adalah membantu mengorientasikan perawat
baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak tahu mengenai
pasien yang di rawat di
ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde
keperawatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement,
2011).
Ronde
keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana
(2009) ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali
dibanding tidak dilakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al (2009)
dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan anga insiden pada pasien
yang dirawat.
F. Tipe - Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai
macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya adalah menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe
ronde yaitumatrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching rounds.
1. Matron rounds menurut
Close & Castlide (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang
dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan,
kebersihan dan kerapian, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat
dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut
Close & Castlide (2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang
melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien
dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dengan head nurse.
3. Patient comfort rounds menurut
Close & Castledine (2005) ronde di sini berfokus pada kebutuhan
utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde
ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde
dilakukan malam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien
tidur.
4. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dilakukan antara teacher nursedengan
perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses pembelajaran. Teknik
ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan
pembelajaran langsung perawat atau siswa dapat langsung mengaplikasikan
ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Menurut Daniels (2004) walking round terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing round adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician nurse rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan dokter dengan perawat, sedang interdisciplinary rounds adalah
ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan
meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi dsb. Sedangkan menurut Clement (2011) menyebutkan berbagai jenis word round yang dilakukan oleh perawat meliputi rounds
with the doctors, rounds to discuss psychological problem of patients,
social service rounds, medical rounds for nurses, rounds with the
physical therapits, dan nursing rounds.
G. Langkah-langkah Ronde Keperawatan
Ramani (2003) menjelaskan rahapan ronde keperawatan adalah (1) Pre-rounds: Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientasion (orientasi) (2) Rounds:Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction(pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) Post-Rounds : debriefing (Tanya jawab),feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan yaitu:
1. Before rounds meliputi:
(1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatan
dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde
keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan
: demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan
perilaku professional (3) orientasi pasien.
2. During rounds meliputi
: (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang nyaman serta
dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat: hormati
mereka sebagai pemberi layanan pada pasien dan pasien : perlakukan
sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap
bagaimana penyakit mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua
perawat, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik dan
mendorong semua untuk berpartisipasi (4) libatkan pasien: dorong pasien
untuk berkontribusi mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien untuk
mengajukan pertanyaan tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat
dimengerti pasien, dsb.
3. After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.
Menurut Nursalam (2009) langkah – langkah ronde keperawatan dibagi menjadi:
1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
f. Diskusi:
Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang mendukung? Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan? Dan hambatan apa yang ditemukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan
tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian
justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.
H. Mekanisme Ronde Keperawatan
1. Perawat
membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum melakukan
ronde keperawatan. Hal ini dilanjutkan Clament (2011) bahwa perawat
sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3
menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai
ketika pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui asien, sebaiknya
perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (Clament, 2011).
2. Perawat
menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal itu
disebut Sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde perawat primer (PP)
menentukan 2-3 klien yang akan di ronde dan ditentukan pasien yang akan
di ronde. Sebaliknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus
dengan masalah yang relative lebih kompleks (Sitorus, 2006).
3. Ronde
keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi, tindakan
yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan, serta rencana yang
lain. Clement (2011) saat ronde keperawatan melaporkan tentang kondisi
pasien, asuhan keperawatan, perawat medis dan prognosis. Selain itu juga
menurut Annual review of nursing education dalam ronde
keperawatan perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait,
intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive
hendaknya tidak boleh dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang
sensitive sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan klien (Sitorus, 2006).
4. Waktu
pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan situasi
ruangan. Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang dilakukan untuk melakukan
keseluruhan ronde adalah setiap hari dengan waktu kurang lebih 1 jam
ketika intensitas kegiatan di ruang rawat sudah relative tenang.
Sedangkan menurut Atiken et al. (2010) pelaksanaan ronde keperawatan
diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung satu jam.
I. Masalah Etik dengan Pasien
Beberapa strategi untuk mendorong kenyamanan pasien selama ronde keperawatan berlangsung menurut Weinholt & Edward (1992) dalam Clament (2009) meliputi:
(1) memberikan pemberitahuan sebelum kunjungan (2) membatasi waktu
ronde keperawatan agar pasien bias istirahat (3) menjelaskan semua
pemeriksaan dan prosedur kepada pasien (4) semua diskusi dan komunikasi
harus dijelaskan dan dipahami oleh pasien.
J. Strategi Ronde Keperawatan yang Efektif
Ramani (2003) dalam Clament (2009) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde keperawatan berjalan efektif yaitu:
1. Melakukan
persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde keperawatan
baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dsb.
2. Membuat
perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi:sistem apa yang akan
diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan fisik,
melakukan tindakan dsb. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam
kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta
tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan dengan pasien
tertentu.
3. Orientasikan
pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini dapat
dilakukan selama fase orientasi: (1) orientasikan perawat untuk tuuan
latihan dan kegiatan yang direncanakan (2) memberikan peran kepada
setiap anggota tim (3) buat aturan mengenai ronde (4) setiap diskusi
sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari hal ini.
4. Perkenalkan
diri anda dan tim pada pasien meliputi: (1) memperkenalkan diri kepada
pasien (2) pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama
dimaksudkan untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien
(3) keluarga tidak perlu diminta untuk perg jika pasien ingin untuk
ditemani.
5. Meninggalkan
waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, menempatkan pembacaan lebih
lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien jarak
pendengaran. Ini adalah kesembatan untuk mendiskusikan aspek sensitive
dari riwayat pasien.
6. Evaluasi
pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan
berikutnya dengan merefleksikan pada diri mengenai hasil ronde yang
telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus Ratna, Yulia, 2010, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2010, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta
Komentar
Posting Komentar