LAPORAN PENDAHULUAN PLANNING OF ACTION
LAPORAN PENDAHULUAN
PLANNING OF ACTION
Disusun Oleh :
Deni Herdyana, S.Kep
4012180003
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
PLANNING OF ACTION
A. Pengertian POA (Planning Of Action)
Action
planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian tugas
diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program.Lebih lanjut,
Action Planning merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau cetak
biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah maupun
jangka pendek.
Plan
of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan.
Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa direncanakan.
Action plan (rencana aksi) adalah satu set tugas yang diberikan kepada individu atau tim yang berisi daftar target untuk
setiap tugas serta tenggat waktu, orang yang bertanggung jawab, dan
langkah-langkah untuk sukses. Rencana aksi memberikan gambaran untuk
individu atau tim bagaimana kesuksesan mereka akan mempengaruhi
pencapaian tujuan seluruh organisasi (Kamus Bisnis).
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu atau kegiatan tertentu. Hal ini dipergunkan agar :
1. Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut.
2. Tidak ada tahapan penting terlewati.
3. Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.
Bagi
yang bisa bekerja di lapangan sering hal ini dianggap menyita waktu,
karena menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan seperti ini akan
menghambat proses bekerja dari pengalaman.
Karena POA akan jelas :
1. apa yang dilakukan
2. bagaimana melakukan
3. bagaimana cara mengukur hasil
Dengan POA yang tercatat, akan bisa dievaluasi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan. Disadari,
suatu konsep/ cetak biru tanpa tindak lanjut atau pelaksanaan
diibaratkan wacana atau “buzz word” yang tidak memberikan nilai tambah
bagi kebaikan dan kemajuan organisasi.Sedangkan pelaksanaan/ kegiatan
tanpa konsep, akuntabilitas pihak pelaksana dan target-target dan ukuran
akan mengundang kekacauan.Ibarat nahkoda tanpa haluan,
kegiatan-kegiatan yang dijalankan diatas menjadi semacam kumpulan
kegiatan reaktif, tidak berpola.Sehingga dalam jangka panjang akan
mengakibatkan demotivasi para anggota organisasi dan bahkan akan
menyebabkan organisasi berhenti bertumbuh, dimana organisasi hanyut
kedalam “pusaran ritual” yang berputar di satu tempat.
Proses
action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan motivasi tinggi
dari para pelaksana. Keterampilan, keahlian, competency, pengalaman yang
didapat merupakan modal dasar penentu bagi sukses atau tidaknya
pelaksanaan cetak biru tersebut.tanpa bekal keterampilan, keahlian,
competency yang dibutuhkan serta pengalaman yang memadai, maka
pencapaian target terhadap hasil yang diharapkan oleh atasan akan jauh.
Komitmen
di sisi lain diperlukan, meskipun si pelaksana memiliki keterampilan
yang mumpuni.Namun tanpa komitmen,integritas,loyalitas si pelaksana pada
pekerjaan, maka pencapaian target akan menyimpang dari yang diharapkan.
Motivasi, semangat,spirit untuk menjalankan pekerjaan hingga tuntas
sangat diperlukan untuk memastikan tidak ada waktu/ tenaga yang terbuang
(tidak terarah) untuk mengerjakan hal-hal yang tidak memberikan
kontribusi bagi organisasi.
In
action 3 modal dasar (keterampilan, komitmen, motivasi) secara
berimbang menjamin tidak adanya peluang untuk tidak menjalankan apa yang
telah dijanjikan pelaksana diawal, penyimpanan target, dan terbuangnya
waktu dan tenaga sia-sia.
Komponen Plan of action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang harus ada. Dan harus menjamin :
1. Kelengkapan rencana
2. Urutan tahapan yang urut
3. Jelas apa yag harus dikerjakan
B. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian
kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang
menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel,
suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya
bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan
diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini
dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas,
tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada
dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor
produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
C. Langkah untuk Membuat Action Plan
Perencanaan
adalah persiapan awal menuju tindakan. Sebaiknya secara analitis,
perencanaan harus dipisahkan dari implementasi sehingga pengambilan
keputusan atas kebijakan sangat penting dapat diambil dan implikasinya
dapat dipahami lebih awal sebelum tindakan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Berikut 9 (sembilan) langkah untuk membuat Action Plan :
1. Kemukakan solusi anda dalam rangkaian goal.
Setelah
anda menyepakati sebuah masalah tertentu di dalam organisasi anda,
pertama anda perlu mendefinisikan solusi tersebut kedalam sejumlah goal
dan objektif. Sebagai contoh , setiap goal dapat diekspresikan sebagai
berikut :“ agar kita dapat . . . . kita harus . . . . “ catat setiap
goal dibagian atas papan tulis atau selembar kertas.
2. Hasilkan sebuah daftar berbagai tindakan untuk setiap goal.
Gunakan
brain storming untuk menghasilkan sebuah daftar tindakan untuk mencapai
sebuah goal dan catat ini dibawah goal. Atur daftar tindakan yang
diusulkan secara berurutan.
3. Siapkan time line
Dimulai
dengan sebuah titik waktu berlabel “sekarang” dan berakhir dengan titik
berlabel “tujuan tercapai”, buat time line untuk mengalokasikan tanggal
date line disetiap tindakan yang telah diurutkan, yang terdaftar di
bawah goal tertentu. Penting sekali bagi anda menyelesaikan urutan dan
waktu secara tepat jika anda ingin meraih “tujuan tercapai” secara
efektif.
4. Alokasikan sumber-sumber yang ada .
Sumber
daya finansial dan SDM harus dialokasikan untuk setiap langkah
tindakan. Jika sumber yang ada terbatas atau selalu kurang dari
kebutuhan pada tiap apapun, mungkin sebaiknya anda kembali ke langkah
sebelumnya dan merevisi action plan anda.
5. Identifikasi masalah yang kemungkinan akan muncul.
Pertimbangankan
berbagai hal yang kemungkinan tidak berjalan sesuai rencana dalam
proses pencapaian goal tertentu. Daftarkan masalah-masalah tersebut dan
identifikasi penyebabnya dan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
Tindakan ini mungkin perlu ditambahkan ke slot yang sesuai di dalam time
line.
6. Kembangkan strategi untuk memantau kemajuan
Daftarkan
cara untuk memantau kemajuan dari action plan yang telah dibuat.
Tahapan-tahapan pemantauan harus disertakan juga dalam time line.
7. Delegasikan tugas-tugas.
Ambil
setiap titik pada time line secara bergantian dan tanyakan : “siapa
yang akan melakukan apa, pada tanggal yang telah ditentukan untuk
melakukan tugas yang telah ditetapkan ?” bagikan tugas-tugas ini kepada setiap individu atau tim yang sesuai.
8. Perkiraan berbagai biaya
Berikan
pertimbangan pada ekspenditur yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang ada. Semua biaya yang harus dimasukkan pada saat
penyusunan anggaran. Jika dana tidak tersedia, tugas harus ditinjau
ulang dan bila perlu direvisi atau dihilangkan.
9. Implementasikan rencana
Terjemahkan
semua informasi anda ke kertas baru, daftarkan semua tindakan yang
diperlukan, orang yang bertanggung jawab untuk tugas tertentu, dan kapan
tugas tersebut harus diselesaikan. Setelah action plan sudah
diselesaikan, informasi ini sekarang dapat diberikan kepada semua yang
terlibat.
Proses Pembuatan Rencana :
Antara
tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat
difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan
tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang
tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip POAC. atau Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.
Prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi dewasa ini untuk
memajukan dan mengelola organisasi mereka. Berikut akan kami jelaskan
masing masing point tersebut :
1. Planning
Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan. Realistic artinya
sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah
dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan. Time artinya
ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau
tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
2. Organizing
Agar
tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan
biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah
menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas,
tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description). Semakin
tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan
pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama
dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari
manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya
masing-masing.
3. Actuating
Perencanaan
dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas
dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan
kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali
memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap
SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.
4. Controlling
Agar
pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan,
inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang
berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal
tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
zaman.
Alasan Perlunya Perencanaan
Salah
satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang
dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di
waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn
yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya
bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam
dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Stoner, James A.F. 2010. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin. 2010. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta
Komentar
Posting Komentar