LAPORAN PENDAHULUAN PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
LAPORAN PENDAHULUAN
PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
Disusun Oleh :
Deni Herdyana, S.Kep
4012180003
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen
keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
Kelly
dan Heidental (2004) dalam Marquis dan Huston (2000), menyatakan bahwa
anajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian
Swanburg
(2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari
perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada
akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer
menjalankan profesi mereka. Manajemen keperawatan memahami dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan
keperawatan.
Manajemen
pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola
oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen
puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit
pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang
perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh
manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen
keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan
adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang
ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang
efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 1994).
B. Prinsip Umum Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari:
1. Division of working (pembagian pekerjaan)
2. Authority and responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)
3. Dicipline (disiplin)
4. Unity of command (kesaatuan komando)
5. Unity of direction (Kesatuan arah)
6. Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
8. Decentralization (desentralisasi)
9. Scala of hierarchy (jenjang hirarki)
10. Order (keterlibatan)
11. Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai)
12. Equity (keadilan)
13. Inisiative (inisiatif)
14. Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps).
Seperti juga prinsip-prinsip manajemen secara umum, prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah:
1. Manajemen
keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan, karena melalui fungsi
perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan dapat menurunkan
risikoterhadap pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang tidak
efektif dantidak efisien
2. Manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuaidengan waktu dan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya
3. Manajemen
keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatankeperawatan
memerlukan pengambilan keputusan yang tepat diberbagai
tingkatmanajerial.
4. Memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatianmanajer/
pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat,
pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point utama dari
tujuankeperawatan
5. Manajemen
keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuaidengan
kebutuhan organisasi pelayanan untuk mencapai tujuan
6. Pengarahan
merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputiproses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan
rencana
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kinerja yang baik
8. Manajemen
keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang
efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan
pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai
9. Pengembangan
staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya manajer
keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian
merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan
menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
Berdasarkan
prinsip-prinsip diatas maka para administrator dan manajer keperawatan
seyogianya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian
serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkansebelumnya.
C. Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan
kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai
aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak
yangpaling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan
yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang
ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya.
Keperawatan
merupakan disiplin praktek klinis. Manejer keperawatan yang efektif
seyogianya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan
2. Melaksakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
3. Menerima ankotabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksakan oleh perawat
4. Menerima ankotabilitas untuk hasil-hasil keperawatan
5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh
pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer
keperawatanmelalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan
melibatkan perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
1. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkat manajerial yaitu:
a. Manajemen puncak
b. Manajemen menengah
c. Manajemen bawah
Tidak
setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang
tersebut agar pelaksanaannya berhasil, antara lain:
a. Kemampuan menerapkan pengetahuan
b. Ketrampilan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d. Kemampuan melaksakan fungsi manajemen
2. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen
asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yangmenggunakan
konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. Proses keperawatan merupakan
proses pemecahan masalah yang menekankan pada pengambilan keputusan
tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan pasien.
Menurut
S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2002), manajemen pada proses keperawatan
mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu :
a. Pengkajian
Pengkajian
yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat
setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang
dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa datang.
b. Diagnosis
Diagnosis
merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan menganalisis
data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan
diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap
masalah kesehatan actual maupun potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan
keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan diagnosis
keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan
tindakan alternative untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan
yang optimal.
d. Implementasi
Implementasi
merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan semua kegiatan
yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus
direncanakan untuk menunjang Tujuan pengobatan medis, dan memenuhi
Tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan
berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan mendidik semua
personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.
e. Evaluasi
Evaluasi
adalah pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang dipilih
sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual dan
tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya
cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga.
Kelima
langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus menerus oleh
perawat, melalui metode penugasan yang ditetapkan oleh para menejer
keperawatan sebelumnya. Para menejer keperawatan (terutama menejer
tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang melibatkan berbagai
fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan bawahan.
Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai,
dengan kode etik dan standar praktik keperawatan.
D. Proses Manajemen Keperawatan
Henry
Fayol mengungkapkan ada lima fungsi manajemen yang meliputi
Planning,Organization, Command, Coordination, dan Control. Konsep Fayol
tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick (Marquis & Huston, 2000)
dalam bentuk tujuh aktivitas manajemen yang meliputi Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting.
Marquis
dan Huston merangkum konsep yang dikemukakan oleh Fayol dan Gullick
dengan mengungkapkan bahwa proses manajemen keperawatan terdiri dari
planning, organizing, staffing, directing, dan controlling yang
membentuk suatu siklus proses manajemen.
Proses
manajemen keperawatan dapat juga dilihat dari pendekatan sistem, yaitu
sebagai sistem terbuka dimana masing -masing komponen saling berhubungan
danberinteraksi serta dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan
suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen utama yaitu input,
process, output,control dan mekanisme umpan balik (feed back).
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personil, peralatandan fasilitas.
Process
dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer daritingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
Output adalah kualitasdari asuhan pelayanan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Control
yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur standar
danakreditasi. Mekanisme umpan balik ( feed back ) berupa laporan
finansial, auditkeperawatan, survey kendali mu tu dan penampilan kerja
perawat.
1. Planning
Pada
proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur,
dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat
perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan
jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing
Meliputi
beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi,
menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien
danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan
dari unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan
memahami sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing
Meliputi
kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah
rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan
mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
4. Directing
Meliputi
pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian,cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..
5. Controlling
Meliputi
pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan,
pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian
profesionalisme asuhan keperawatan.
E. Peran Manajemen Keperawatan
Peran dan fungsi manajemen keperawatan terdiri dari:
1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)
Dalam
peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara
langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup
hubungan interpersonal dasar, yaitu:
a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena
posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin harus
melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,
menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan
atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering
bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting.
Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi
organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.
b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang
pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam unit
organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu
berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung. Yang
berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut
rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak
langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi dan
mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat pada
perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang pemimpin
kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang menentukan
seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.
c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)
Literatur
manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek yang
berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai
peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai
komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan, mengingat
banyaktemuan studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan bahwa
pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang lain dari
luar unitnya sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan anak
buahnya; sementara dengan atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan
dan memelihara kontak tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi.
Akibatnya, peran sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan
bagi pengembangan sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat
informal, privat, verbal, tetapi efektif.
2. Peran Informasional (Informational Role)
Dikarenakan
kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan jaringan
kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi
unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi
setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi
merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang pemimpin.
Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek informasional tersebut:
a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)
Sebagai
yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor
lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali harus
’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan kadangkala menerima
informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan kontak
personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar
informasi yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang
dalam bentuk verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang
masih membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut.
b. Peran sebagai disseminator (Disseminator role)
Sebagian
besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama
(sharing) dan didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan. Di
samping itu ketika anak buahnya tidak bisa saling kontak dengan mudah,
pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan informasi dari anak buah
yang satu kepada yang lainnya.
c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai
juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan informasi
yang dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya.
3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)
Informasi
yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan masukan
dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya
pemimpinlah yang dapat menetapkan komitmen organisasinya ke arah yang
baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dia yang memiliki
informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk memutuskan
strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai
pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin, yaitu:
a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)
Sebagai
wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki
kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di mana
organisasi tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang
pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan berupaya menerapkan ide
tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang
dipimpinnya.
b. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)
Peran
sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk merespon
tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan merupakan
sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya
tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa diabaikan. Pemimpin
seringkali harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merespon
gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi
begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak
awal semua situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan
timbul bukan saja karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga
situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin
yang baik tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap
tindakannya.
c. Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role)
Pada
diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima
apa dalam unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting yang
dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu diingat bahwa bagi
seseorang yang memiliki akses ke pemimpin berarti dia bersinggungan
dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil keputusan. Pemimpin
juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal,
pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.
d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)
Banyak
studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa pemimpin
menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi. Sebagaimana
dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way of life dari
seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan kewajiban seorang
pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari. Negosiasi
merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang
memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi,
dan hanya dia yang memiliki pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam
melakukan negosiasi penting.
F. Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi
manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen
berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan
tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana
diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat
fungsi, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan
atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya,
bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang
organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain
sebagainya.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian
atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah
struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam
orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian
tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian
Pengimplementasian
atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan
oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua
pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
4. Pengendalian
Pengendalian
dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa:
1. Manajemen
terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu
yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi
Secara
diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus
dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi
dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan.
Fungsi-fungsi
manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat
dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
3. Fungsi pengimplementasian (Directing)
a. Mengimplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga
kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Kontoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Gillies, D. A. 2009. Nursing management : A system approach ,Third edition .Philadelphia: WB. Saunders Company.
Marguis & Huston. 2010. Leadership role and management in nursing: theory andapplication.Philadelphia: Lippincott.
S. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2011. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Swamburg. 2011. Management and leadership for nurse manager. Boston: Jones and Barlett Publishers
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010,
Rahmat, Definisi Manajemen, disalin dari website: http://blog.re.or.id/definisi-manajemen.htm
Hasibuan, Malayu, Manajemen= Dasar, Pengertian dan Masalah, (PT Bumi Aksara: Jakarta), 2010
Trisnawati Sule, Ernie, Pengantar Manajemen, (KEncana: Jakarta), hal. 8
http://www.datafilecom.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar