LAPORAN PENDAHULUAN ANALISIS SWOT
LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS SWOT
Disusun Oleh :
Deni Herdyana, S.Kep
4012180003
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS SWOT
A. Pengertian SWOT
SWOT adalah
teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan
dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk
pengelolaan administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak
mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan
jaman
Analisis
SWOT secara sederhana mudah dipahami sebagai pengujian terhadap
kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan
ancaman lingkungan eksternalnya. Jika hal ini digunakan dengan benar,
maka dimungkinkan bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan sebuah
gambaran menyeluruh mengenai situasi perusahaan itu dalam hubungannya
dengan masyarakat, lembaga-lembaga yang lain.
Sedangkan
pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan
kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan
dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa
depan.
Prakiraan
seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau
mengganti program-program yang tidak relevan dengan program yang lebih
inovatif dan relevan
Analisa
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut
Johnson (1989) dan Bartol (1991), SWOT adalah perangkat umum yang
didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan
keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.
Analisa
SWOT adalah analisa yang sangat dikenal dalam proses pembuatan strategi
bisnis. Penulis mencoba membahas dengan melihat dan memantau pada
media yang pernah dikunjungi yaitu Riau Pos, Koran Riau, Media Online Riau Terkini dan Tabloid Azam, dalam hal ini mencakup strategi media dan manajemen surat kabar.
1. Strenghts (S)
Mencerminkan
kekuatan yang dimiliki oleh media. Dalam kasus Riau Pos tetap eksis
dengan banyaknya persaingan media yang juga berkualitas, namun tetap
dapat mengalahkan media-media yang baru dan lebih murah. Inilah yang
dimiliki Riau Pos yang memiliki segmen pasar sendiri, dan telah teruji
puluhan tahun lamanya. Kekuatan lainnya adalah adanya dukungan dari
masyarakat dan pemerintah yang loyal.
Begitu
juga dengan media yang lain, kekuatan yang paling mencolok adalah
kekuatan nilai berita yang berbeda dan mempunyai segmen pasar tersendiri
pula. Selain itu, media tersebut juga telah memiliki jaringan dan
infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga
memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.
2. Weaknesses (W)
Mencerminkan
kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dalam kasus media Riau
Pos kelemahan yang dimiliki adalah nilai dari beritanya. Begitu pula
dengan media yang lainnya, juga memiliki kelemahan baik itu kelemahaan
dari strategi pemasaran maupun dari system. Hal ini boleh jadi
merupakan titik lemah ketika selera masyarakat baik itu masyarakat
menengah kebawah maupun menengah keatas.
3. Opportunities (O)
Mencerminkan
peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dalam kasus media,
peluang yang mereka miliki adalah jumlah penduduk Indonesia khusunya
Propinssi Riau yang sangat besar dan ini merupakan pasar yang potensial
untuk pemasaran media.
Dalam
kasus Koran Riau, karena ini adalah media baru maka peluang yang
dimiliki adalah kebutuhan masyarakat yang membutuhkan informasi yang
kritis dan informasi yang sesuai dengan faktanya. Dan permintaan
masyarakat yang tinggi akan produk yang murah namun berkualiatas.
4. Threats (T)
Mencerminkan
ancaman potensial yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam kasus
media, pada dasarnya semua perusahaan baik itu perusahaan besar maupun
perusahaan kecil memiliki ancaman. ancaman yang paling potensial bagi
media pada umumnya adalah apabila system pemerintah yang berubah-ubah,
bagaimana jika fungsi media dikembalikan kembali pada masa pada zaman
pemerintah yang otoriter. Pembatasan iklan pada media tentu akan sangat
berdampak negatif pada perusahaan dan pemasaran media. Selain itu,
ancaman lainnya adalah kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan
munculnya beragam kampanye dan propaganda yang ada pada media tersebut.
B. Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT pada tiap media massa dapat dilakukan, seperti yang diterangkan dibawah ini:
1. Strengths ( Kekuatan / Kelebihan)
a. Tersedianya dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Tersedianya undang-undang pers.
c. Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana media massa.
d. Adanya promosi yang dapat dilakukan.
2. Weaknesses (Kelemahan/Kekurangan)
a. Pelayanan terhadap masyarakat
b. Mutu/ kualitas sebagian Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Belum optimalnya fungsi pers.
d. Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap pers.
3. Opportunities (Peluang /Kesempatan)
a. Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat.
b. Adanya dukungan pemerintah.
c. Adanya dunia usaha/industri yang bersedia bekerjasama.
d. Kebutuhan masyarakat terhadap informasi.
4. Threats ( Ancaman)
a. Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung kerja media.
b. Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat secara finanasial.
c. Belum mempunyai dukungan dari pemerintahan yang otoriter
d. Image sebagian Masyarakat bahwa media tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik.
Analisis
SWOT merupakan salah satu analisis pilihan (strategic chice) yang sudah
sangat populer. Dalam bahasan ini, analisis SWOT akan digunakan sebagai
instrument analisis yang dapat memkaiinstrumen lain yang lebih sesuai
atau memadai dengan lokus-lokus yang telah di tentukan dalam simulasi.
Uji
kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang
seberapa efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman
berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah
institusi beroperasi.
Analisa
SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal
tersebut di atas: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tujuan
pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan
kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Aktivitas
SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa tersebut berfokus pada
kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat beroperasi. Ini
adalah dua variable kunci dalam membangun atau mengembangkan strategi
jangka panjang institusi. Strategi ini harus dikembangkan dengan
berbagai metode yang dapat memungkinkan institusi mampu mempertahankan
diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya tariknya
bagi para pelanggan.
Jika
pengujian tersebut dipadukan dengan pengaduan visi dan nilai, maka akan
ditemukan sebuah identitas yang berbeda dari para pesaingnya. Begitu
sebuah identitas disitingtif mampu dikembangkan dalam sebuah perusahaan,
maka karakteristik mutu dalam perusahaan tersebut akan menjadi lebih
mudah diidentifikasi. Kemudian perlu adanya suatu strategi yang dapat
meningkatkan kualitas, penjualan, ataupun tingkat kepercayaan
masyarakat.
Strategi
pada hakekatnya adalah perencanakan (planning) dan manejemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.
Tidak
ada strategi yang terbaik bagi suatu perusahaan sebab setiap perusahaan
harus menyusun strategi menurut kompetensi inti yang dipunyai untuk
mencapai tujuan. Bahkan dalam suatu perusahaan, strategi yang berbeda
dibutuhkan untuk perusahaan yang dimiliki agar unggul dalam persaingan.
Menurut Kotler dan Amstrong (1996) ada tiga strategi bersaing untuk
menang adalah :
1. Kepemimpinan biaya rendah
Disini
perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi terendah untuk
sehingga dapat menetapkan harga lebih rendah ketimbang pesaingnya dan
berhasil merebut pangsa pasar yang lebih besar dari pesaingnya.
2. Diferensiasi
Disini
perusahaan memusatkan perhatian pada penciptakan line product dan
program pemasaran berbeda sehingga akhirnya muncul sebagian pemimpin
pasar.
3. Fokus
Disini perusahaan memusatkan perhatiannya pada usaha melayani beberapa segmen pasar yang baik dan bukan mengejar seluruh pasar.
Perusahaan
yang melakukan dengan baik salah satu strategi di atas kemungkinan akan
memperoleh kinerja yang baik. Dan strategi yang lain yang dapat
dilakukan juga dapat dengan strategi-strategi SWOT :
1. Strategi SO
Strategi
ini dibuat berdasarkan lembaga, yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi
ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defisit dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Tidak ada
satu cara terbaik untuk melakukan analisa SWOT. Yang paling utama adalah
membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan
terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
C. Perencanaan Butgeting Dalam Manajemen Keperawatan
Budget
(Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang.
Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai empat unsur, yaitu:
1. Rencana
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
3. Dinyatakan dalam unit moneter
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang
5. Manfaat Budget
Manfaat Budget terdiri dari tiga pokok, yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja
Yang
mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengawasan kerja
Budget
berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk
mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan
apa yang tertuang di dalam Budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi
kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses
bekerja atau kah kurang sukses bekerja.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Budget
berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan kerja agar semua
bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang,
saling bekerja sama dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih
terjamin.
Proses Penyusunan Budget
Sebagaiman
telah dijelaskan di atas, suatu Budget dapat berfungsi dengan baik
bilamana tafsiran-tafsiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup
akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk
bisa melakukan penafsiran secara lebih akurat, diperlakukan sebagai
data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan didalam menyusun Budget
Prosedur Penyususnan Budget
Pada
dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun Budget
serta pelaksanaan kegiatan Budgeting lainnya, ada ditangan pimpinan
tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi
perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung jawab atas
kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Namun
demikian tugas menyiapkan dan menyusun Budget serta kegiatan-kegiatan
Budgeting lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi
perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam
perusahaan. Adapaun siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas
memprsiapkan dan menyusun Budget tersebut sangat tergantung pada
struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada
garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyususn Budget ini dapat
didelegasikan kepada :
Bagian
administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disebabkan karena
bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu
kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas
penyusunan Budget dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari
perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara
aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Panitia
Budget, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan karena bagi
perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka
ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga Bagian Administrasi
tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun Budget sendiri tanpa
partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu
tugas menyusun Budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua
bagian yang ada di dalam perusahaan, yang duduk dalam Panitia Budget.
Tim penyusunan Budget ini biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan
(misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang mewakili Bagian
Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan, serta Bgaian
Personalia.
Di
dalam Panitia Budget inilah dilakukan pembahasan-pembahasan tentang
rencana-rencana kegiatan yang akan datang, sehingga Budget yang tersusun
nanti merupakan kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas
serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama
ini penting agar pelaksanaan Budget nanti benar-benar didukung oleh
seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan
terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan
baik.
Baik
Budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun
yang disusun oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan
Rancangan Budget atau Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget
inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi untuk disahkan serta
ditetapkan sebagai Budget yang defenitif.
Sebelum
disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan untuk
diadakan perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan
dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan
tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun
Rancangan Budget tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi
perusahaan, maka Rancangan Budget tersebut telah menjadi Budget yang
defenitif
Kegiatan
perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi,
filosofi. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah:
1. Rencana
harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing. Rencana harian dibuat sebelum operan dan
dilengkapi saat operan dan pre conferenceContoh terlampir.
2. Rencana bulanan
a. Rencana bulanan karu
Setiap
akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana
tindak lanjut dalam rangka peningkatam kualitas hasil. Kegiatan yang
mencakup bulanan karu adalah:
§ Membuat jadwal dan memimpin case conference
§ Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
§ Membuat jadwal dinas
§ Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
§ Memimpin rapat bulanan perawat
§ Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
§ Melakukan audit dokumentasi
§ Membuat laporan bulanan.
b. Rencana bulanan ketua tim
Setiap
akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan
yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan
katim adalah:
§ Mempresentasikan kasus dalam case conference
§ Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
§ Melakukan supervise perawat pelaksana.
3. Rencana tahunan
Setiap
akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun
yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan
rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
a. Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP baik proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
c. Pengembangan
SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual, untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan.
Jenis-jenis perencanaan budget
1. Line-item (function-object) budget
Perencanaan
budget line item ini sering disebut perencanaan budget secara
tradisional, mungkin karena modelnya paling sederhana dan muncul pertama
kali.
Prosesnya
sederhana sekali yaitu para perencana mengidentifikasi terlebih dahulu
macam program yang akan dibiayai, misalnya ada program-progaram rutin,
ada program-program pembangunan, dan mungkin juga masih ada
program-program istimewa dan sebagainya.
Sesudah
jelas program-program itu, kini masing-masing program ditentukan
biayanya. Mengalokasi biaya kepada setiap program diusahakan secara adil
dan merata sesuai dengan kebutuhan dan prioritas program. Perencanaan
budget sampai disini sebetulnya sudah selesai. Akan tetapi supaya
dokumen ini lebih lengkap kegiatan perencanaan ini diteruskan dengan
menuliskan budget program-program yang sejenis tahun yang lalu
untuk mengetahui peningkatan atau penuruna budget itu. Juga dituliskan
dari mana sumber dana yang dipakai, berapa besarnya, dan berapa yang
dipakai.
Perencanaan line-item budget ini tidak memberikan akuntabilitas,
yaitu proses menjelaskan pemanfaatan dana dalam rangka kontribusinya kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Dia hanya menjelaskan berapa besar dana yang dipakai membiayai program-program tertentu. Apakah dana ini dengan alokasinya sudah benar-benar mendukung pelaksanaan setiap program untuk merealisasi tujuannya secara efektif dan efisien tidak dapat dijelaskan oleh perencanaan jenis ini. Oleh sebab itu perencanaan budget yang traditional dapat menerima serangan. Namun demikian, perencanaan jenis ini masih banyak dipakai dalam pendidikan, mungkin karena sederhana dan mudah membuatnya.
yaitu proses menjelaskan pemanfaatan dana dalam rangka kontribusinya kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Dia hanya menjelaskan berapa besar dana yang dipakai membiayai program-program tertentu. Apakah dana ini dengan alokasinya sudah benar-benar mendukung pelaksanaan setiap program untuk merealisasi tujuannya secara efektif dan efisien tidak dapat dijelaskan oleh perencanaan jenis ini. Oleh sebab itu perencanaan budget yang traditional dapat menerima serangan. Namun demikian, perencanaan jenis ini masih banyak dipakai dalam pendidikan, mungkin karena sederhana dan mudah membuatnya.
2. PPBS (planning programming budgeting system)
Perencanaan budget ini
lahir di Amerika Serikat pada tahun 1961, ketika McNamara berusaha
memperbaiki perencanaan pembiayaan departemen pertahanan Negara itu.
Dengan perencanaan budget ini ia menekankan output, program, penyelesaian program, dan merencanakan sumber-sumber biaya.
Model perencanaan ini menyebar pada tahun 1967. di Indonesia ia dikenal dengan nama SP4 singkatan dari system perencanaan penyusunan program dan penganggaran.
Dalam
pengembangan berikutnya ada yang menambah unsur evaluasi pada
perencanaan itu sehingga PPBS menjadi PPBES. Dengan menambah unsur
evaluasi (evaluation) dimaksudkan agar nama itu lebih tepat dengan
tugasnya. Sebab perencanaan ini juga menilai alokasi biaya yang
dibuatnya agar benar-benar dapat mendukung tujuan yang ingin dicapai
oleh setiap program atau agar program itu efektif, begitu juga
perencanaan ini menilai apakah dana sudah dimanfaatkan secara efisien.
Cunningham
menambahkan bahwa budget ini menunjukan biaya tiap-tiap programnya
sehingga memberikan tanggung jawab kepada petugas-petugasnya,
menghubungkan dengan sumber-sumber pedidikan yang diperlukan, mebuat
alternatif-alternatif penyelesaian dengan biaya yang efektif, dan
meminimalkan biaya serta memaksimalkan output.
Jenis
perencanaan budget ini juga meberi kesempatan bagi perencana untuk
mengurangi atau memotong biaya program tertentu bila ternyata dalam
pelaksanaan program atau implementasi karena suatu hal ada
pemotongan-pemotongan pembiayaan. Program yang dananya dikurangi atau
dipotong adalah yang prioritasnya lebih rendah.
Factor-faktor yang ditekankan oleh para perencana yang menggunakan jenis perencanaan PPBS ini ialah
a. Berorientasi
kepada output atau efektifitas. Usaha pertama penysunan budget teraarah
kepada pencapaian tujuan program. Dana dialokasi sedemikian rupa dengan
memperhitungkan hubungannya dengan
sumber-sumber yang lain yang secara bersama menyelesaikan tugas secara efektif.
sumber-sumber yang lain yang secara bersama menyelesaikan tugas secara efektif.
b. Dana
dialokasikan kepada setiap program yang akan di kerjakan yang telah
disusun secara analitis dan sistematis. Program utama atau proyek atau
seluruh kegiatan dianalisis dahulu secara system untuk
mendapatkan program-program yang spesifik. Sesudah itu barulah dana dialokasikan kepada program-program ini dengn mempertimbangkan kebutuhan, prioritas, dan kaitan antara program-program itu sendiri.
mendapatkan program-program yang spesifik. Sesudah itu barulah dana dialokasikan kepada program-program ini dengn mempertimbangkan kebutuhan, prioritas, dan kaitan antara program-program itu sendiri.
c. Pembiayaan bersifat integrasi. Unsur pembiayaan masuk kedalam analisis system menjadi satu dengan analisis program dan analisis
alat dan metode. Dalam proses ketiganya berjalan bersama saling memberi informasi, saling mengingatkan dalam rangka menuju pembentukan dokumentasi konsep perencanaan pendidikan.
alat dan metode. Dalam proses ketiganya berjalan bersama saling memberi informasi, saling mengingatkan dalam rangka menuju pembentukan dokumentasi konsep perencanaan pendidikan.
d. Alokasi
dana diatur/disusun atas dasar ralita. Alokasi dana tidak boleh
dilakukan atas dasar angan-angan belaka atau atas dasar pemerataan.
Melainkan harus dilakukan atas dasar kebutuhan nyata dan
prioritas. Ini berarti harus ada survei/ studi empiris yang mendasari alokasi tersebut.
prioritas. Ini berarti harus ada survei/ studi empiris yang mendasari alokasi tersebut.
e. Pengalokasian dana dibuat sedemikian rupa sehingga dana dapat dimanfaatkan secara efisien.
Perencanaan budget jenis PPBS didesain sejalan dengan perencanaan programnya. Kalau perencanaan pendidikan untuk jangka panjang maka perencanaanbudget juga
untuk jangka panjang. Kalau perencanaan pendidikan untuk jangka
menengah atau pendek, maka perencanaan budget juga untuk jangka menengah
atau pendeh. Tetapi perencanaan pendidikan pada umumnya didesain untuk
jangka panjang yang dibagi-bagi menjadi jangka menengah dan jangka
pendek sebagai operasionalnya.
Metode
perencanaan budget ada bersifat langsung dan ada pula yang tidak
langsung. Bersifat langsung adalah kalau budget itu dibuat sendiri oleh
para perencana pendidikan. Dan tidak langsung kalau budget itu dibuat
oleh orang/panitia lain. Perencanaan yang dibuat oleh pemerintah pusat
pada umumnya sudah dilengkapi dengan perencanaan budgetnya, jadi
bersifat langsung. Sebaliknya perencanaan-perencanaan pendidikan yang
dibuat oleh daerah atau lembaga setempat, seringkali perencanaan
budgetnya dibuat pemerintah pusat, sehingga perencanaan budget itu
bersifat tidak langsung.
Metode perencanaan budget yang langsung mengharuskan para ahli
perencanaan PPBS dari pemerintah pusat membina para perencana local atau lembaga agar dapat merencanakan budget sendiri bagi
perencanaan-perencanaan pendidikan yang dibuatnya. Hal ini mungkin dapat melelahkan orang-orang pusat, tetapi dapat menularkan kemampuannya kepada orang-orang lokal sehingga mereka mampu merencanakan PPBS sendiri didaerahnya masing-masing. Sehingga suatu saat para ahli perencanaan budget pada pemerintah pusat hanya bertindak sebagai konsultan/pengawas saja bagi perencanaan budget didaerah-daerah/lembaga-lembag pendidikan.
perencanaan PPBS dari pemerintah pusat membina para perencana local atau lembaga agar dapat merencanakan budget sendiri bagi
perencanaan-perencanaan pendidikan yang dibuatnya. Hal ini mungkin dapat melelahkan orang-orang pusat, tetapi dapat menularkan kemampuannya kepada orang-orang lokal sehingga mereka mampu merencanakan PPBS sendiri didaerahnya masing-masing. Sehingga suatu saat para ahli perencanaan budget pada pemerintah pusat hanya bertindak sebagai konsultan/pengawas saja bagi perencanaan budget didaerah-daerah/lembaga-lembag pendidikan.
Metode
perencanaan PPBS yang tidak langsung yang dilakukan panitia pusat untuk
kepentingan perencanaan-perencanaan daerah, adakalanya kurang tepat
mengenai sasarannya.Sebab pekerjaan mereka didasarkan kepada informasi
yang diperoleh di daerah tempat perencanaan dibuat, yang adakalanya juga
kurang tepat. Metodeini menghalangi kemauan orang-orang daerah untuk
memahami perencanan secara tuntas, yaitu mulai dari perencanaan program
sampai dengan perencanaan budget.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Stoner, James A.F. 2010. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin. 2011. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta
Komentar
Posting Komentar